Monday, August 13, 2018
FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA - TERBUKTI!!! Kekeliruan Pedagang
Kekeliruan Pedagang adalah salah satu cara yang paling akrab namun berbahaya, pedagang FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA bisa salah. Ini adalah perangkap besar ketika menggunakan sistem perdagangan FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA manual apa pun. Umumnya disebut "kesalahan penjudi" atau "Monte Carlo fallacy" dari teori permainan dan juga disebut "kedewasaan peluang kesalahan".
Kekeliruan Pedagang adalah godaan kuat yang mengambil banyak bentuk berbeda untuk pedagang FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA. Setiap penjudi berpengalaman atau pedagang FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA akan mengenali perasaan ini. Ini adalah keyakinan mutlak bahwa karena meja roulette baru saja memperoleh 5 kemenangan merah berturut-turut, putaran berikutnya lebih mungkin muncul dengan warna hitam. Cara kekeliruan trader benar-benar menyebalkan dalam pedagang atau penjudi adalah ketika pedagang mulai mempercayai bahwa karena "meja sudah matang" untuk orang-orang kulit hitam, pedagang kemudian juga menaikkan taruhannya untuk mengambil keuntungan dari "peningkatan peluang" kesuksesan. Ini adalah lompatan ke lubang hitam "harapan negatif" dan satu langkah ke jalan menuju "Reruntuhan Pedagang".
Harapan adalah istilah statistik teknis untuk konsep yang relatif sederhana. Untuk pedagang FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA pada dasarnya apakah atau tidak perdagangan atau serangkaian perdagangan tertentu kemungkinan akan menghasilkan keuntungan. Harapan positif yang didefinisikan dalam bentuk yang paling sederhana bagi para pedagang FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA, adalah bahwa rata-rata, dari waktu ke waktu dan banyak perdagangan, untuk setiap sistem perdagangan FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA ada kemungkinan bahwa Kamu akan menghasilkan lebih banyak uang daripada yang akan Kamu kehilangan.
Traders Ruin adalah kepastian statistik dalam perjudian atau pasar FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA bahwa pemain dengan bankroll yang lebih besar lebih mungkin berakhir dengan SEMUA uang! Karena pasar FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA memiliki bankroll tak terbatas secara fungsional, kepastian matematis adalah bahwa seiring waktu, Trader pasti akan kehilangan semua uangnya ke pasar, BAHKAN JIKA ADA YANG DI DALAM PEDAGANG YANG MENYENANGKAN! Untungnya ada langkah-langkah yang dapat diambil oleh trader FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA untuk mencegah hal ini! Kamu dapat membaca artikel aku yang lain tentang Harapan Positif dan Kehancuran Pedagang untuk mendapatkan lebih banyak informasi mengenai konsep-konsep ini.
FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA
Kembali ke Kekeliruan PedagangJika beberapa proses acak atau kacau, seperti gulungan dadu, flip koin, atau pasar FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA tampaknya berangkat dari perilaku acak normal selama serangkaian siklus normal - misalnya jika flip koin muncul 7 kepala dalam baris - kesalahan si penjudi adalah perasaan yang tak tertahankan bahwa flip berikutnya memiliki peluang lebih tinggi untuk mendapatkan ekor. Dalam proses yang benar-benar acak, seperti flip koin, peluangnya selalu sama. Dalam kasus flip koin, bahkan setelah 7 kepala berturut-turut, kemungkinan bahwa flip berikutnya akan muncul lagi masih 50%. Penjudi mungkin memenangkan lemparan berikutnya atau dia mungkin kalah, tetapi kemungkinannya hanya 50-50.
Yang sering terjadi adalah penjudi akan menambah kesalahannya dengan menaikkan taruhannya dengan harapan bahwa ada peluang yang lebih baik bahwa flip berikutnya adalah ekor. DIA SALAH. Jika seorang penjudi bertaruh secara konsisten seperti ini dari waktu ke waktu, probabilitas statistik bahwa ia akan kehilangan semua uangnya sudah pasti. Satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan kalkun ini adalah kemungkinan yang lebih kecil dari keberuntungan yang luar biasa.
Pasar FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA tidak benar-benar acak, tetapi sangat kacau dan ada begitu banyak variabel di pasar sehingga prediksi yang sebenarnya berada di luar teknologi saat ini. Apa yang dapat dilakukan pedagang adalah berpegang pada kemungkinan situasi yang diketahui. Di sinilah analisis teknis grafik dan pola di pasar ikut bermain bersama dengan studi tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar. Banyak pedagang menghabiskan ribuan jam dan ribuan dolar mempelajari pola dan bagan pasar yang mencoba memprediksi pergerakan pasar.
Sebagian besar pedagang mengetahui berbagai pola yang digunakan untuk membantu memprediksi pergerakan pasar FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA. Pola atau formasi grafik ini datang dengan nama-nama deskriptif yang sering berwarna-warni seperti "kepala dan bahu," "bendera," "celah," dan pola lain yang terkait dengan grafik candlestick seperti formasi "menelan," atau "menggantung manusia". Melacak pola-pola ini dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan mampu memprediksi arah "kemungkinan" dan kadang-kadang bahkan nilai yang pasar akan bergerak. Sistem perdagangan FOREX SIGNAL MT5 JAKARTA, SEMARANG, SURABAYA dapat dirancang untuk memanfaatkan situasi ini.
Triknya adalah menggunakan pola-pola ini dengan disiplin matematika yang ketat, sesuatu yang hanya dapat dilakukan oleh beberapa trader sendiri.
Contoh yang sangat disederhanakan; setelah mengamati pasar dan pola grafiknya untuk jangka waktu yang panjang, seorang trader mungkin mengetahui bahwa pola "bendera banteng" akan berakhir dengan pergerakan ke atas di pasar 7 dari 10 kali (ini adalah "jumlah yang dibuat" saja untuk contoh ini). Jadi pedagang tahu bahwa di banyak perdagangan, ia dapat mengharapkan perdagangan menguntungkan 70% dari waktu jika ia pergi lama pada bendera banteng. Ini adalah sinyal perdagangan valasnya. Jika dia kemudian menghitung harapannya, dia dapat menetapkan ukuran akun, ukuran perdagangan, dan menghentikan nilai kerugian yang akan memastikan harapan positif untuk perdagangan ini. Jika pedagang mulai memperdagangkan sistem ini dan mengikuti aturan, seiring waktu dia akan mendapat untung .
